5 Penyebab Keputihan yang Wajib Wanita Ketahui Sejak Dini, Dicatat Ya!

Kesehatan reproduksi merupakan suatu masalah yang serius sepanjang kehidupan seseorang. Salah satu dampak jika tidak menjaga kebersihan reproduksi adalah terjadinya keputihan. Keputihan adalah kondisi keluarnya cairan atau lendir dari jalan lahir (vagina).

Hal ini sering mengganggu dan membuat cemas kaum wanita. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua keputihan adalah hal yang buruk. Keputihan dapat menjadi hal yang normal dan dapat juga menjadi suatu kelainan atau penyakit bergantung pada karakteristik keputihan yang terjadi.

Menurut BKKBN Indonesia bahwa sekitar 75% wanita pernah mengalami keputihan minimal 1 kali selama masa hidupnya dan sekitar 45% wanita pernah mengalami keputihan sebanyak 2 hingga 3 kali selama masa hidupnya. Dapat disimpulkan bahwa kebanyakan perempuan pasti pernah mengalami keputihan. Kebanyakan wanita tidak mengetahui mengenai keputihan dan seringkali menganggap bahwa keputihan merupakan hal biasa serta tidak memperdulikannya.

Selain itu, para wanita juga terkadang merasa malu untuk berkonsultasi dengan dokter. Oleh karena itu ada baiknya para kaum hawa mengetahui mengenai penyebab apa saja yang menyebabkan terjadinya keputihan.

Penyebab Keputihan

Penyebab munculnya keputihan adalah adanya produksi cairan oleh kelenjar yang ada pada dinding vagina dan leher rahim dalam kondisi normal/ fisiologis. Produksi cairan/lendir vagina akan meningkat seiring dengan perubahan hormon saat menjelang menstruasi dan seusai menstruasi.

Namun, keputihan juga dapat muncul akibat adanya organisme seperti bakteri dan jamur yang tumbuh di sekitar area kewanitaan. Munculnya organisme ini dikarenakan oleh beberapa hal sebagai berikut:

1. Kondisi area sekitar vagina yang selalu lembab

area vagina yang terlalu lembab
Image: Sasthoseba

Salah satu kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya keputihan pada wanita yaitu keadaan daerah vagina yang lembab. Hal ini sering terjadi pada wanita yang berada diluar rumah sepanjang hari dimana kebanyakan dari mereka terlalu sibuk dengan aktivitasnya sehingga melupakan untuk mengganti pakaian dalam yang telah digunakan selama seharian penuh.

Kelembaban yang meningkat pada area kewanitaan dapat memicu tumbuhnya organisme seperti jamur yang dapat menginfeksi vagina. Kondisi yang dapat meningkatkan kelembaban daerah sekitar vagina, yaitu:

  • Tidak membersihkan area kewanitaan sampai kering setelah mandi atau buang air
  • Tidak mengganti celana dalam meskipun basah karena keringat
  • Penggunaan celana yang terlalu ketat dalam jangka waktu yang lama

Pada umumnya bahwa jamur dan bakteri sangat menyukai tempat-tempat yang lembab. Apabila vagina dalam kondisi yang lembab maka jamur dna bakteri akan berkembangbiak yang menyebabkan keluarnya cairan putih dimana disertai dengan rasa gatal. Akan sangat berbahaya apabila cairan yang dikeluarkan berwarna hijau dan berbau menyengat. Keputihan yang sering terjadi dan dibiarkan begitu saja dapat berakibat pada timbulnya kanker serviks.

2. Area vagina yang tidak bersih

Area vagina yang tidak bersih
Image: Healthista

Kebanyakan orang yang sedang fokus melakukan atau mengerjakan sesuatu maka sering melakukan kewajibannya untuk mandi dan membersihkan tubuh. Pada awalnya memang tidak terjadi apa-apa namun ketika hal tersebut dilakukan secara terus menerus maka akan berakibat pada berbagai macam keluhan yang dirasakan akibat kelalaian dalam membersihkan tubuh.

Kebersihan tubuh merupakan suatu hal penting yang harus dilakukan terutama pada organ reproduksi. Pada kaum wanita, area vagina yang tidak bersih dapat mendatangkan kuman baru yang dapat menyebabkan keputihan baik dalam bentuk bakteri, jamur maupun organisme lainnya.

Apabila daerah kewanitaan yang jarang dibersihkan maka akan meningkatkan peluang terjadinya keputihan sebesar 3,5 kali dibandingkan dengan wanita yang membersihkan daerah kewanitaannya secara rutin. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita yang tidak membersihkan daerah kewanitaannya dengan benar dapat berisiko terjangkit keputihan sebesar 84%. Oleh sebab itu, kaum wanita hendaknya lebih memperhatikan kebersihan organ reproduksinya.

3. Penggunaan pantyliner dalam jangka waktu lama

Penggunaan pantyliner dalam jangka waktu lama
Image: Lady Care Health

Salah satu penyebab terjadinya keputihan pada seorang wanita yaitu penggunaan pantyliner dalam waktu yang cukup lama. Pemakaian pantyliner setiap hari sangat amat tidak disarankan. Mengapa demikian? Karena akibat penggunaan pantyliner dapat menyebabkan vagina menjadi lembab dan kurangnya ventilasi udara di daerah vagina. Tidak hanya itu, pantyliner yang kurang bersih dan tidak dibuat steril dapat menyebabkan bakteri berkembangbiak.

Sebagian besar wanita memilih menggunakan pantyliner ketika mereka mengalami keputihan. Padahal hal ini justru dapat membuat keputihan tidak kunjung usai. Pantyliner dapat menyerap keputihan yang keluar dan membuat pemakainya merasa tetap kering. Hal ini membuat para wanita enggan untuk mengganti pantyliner mereka seharian dan menyebabkan bakteri menjadi semakin menumpuk di sana.

4. Menggunakan Celana dalam Terlalu Ketat

Menggunakan Celana dalam Terlalu Ketat
Image: Medisite

Di zaman modern ini, kebanyakan remaja lebih senang menggunakan celana dalam ketat dibandingkan longgar dengan alasan bahwa mereka nyaman menggunakannya. Salah satu penyebab terjadinya keputihan yaitu penggunaan celana dalam ketat. Celana dalam yang ketat dapat menyebabkan peredaran darah menjadi tidak lancar dan alat kelamin akan berubah menjadi lembab.

Alat kelamin yang lembab akan meningkatkan risiko kolonisasi dari bakteri, jamur maupun parasite. Meningkatnya kolonisasi tersebut dapat berakibat pada infeksi yang bisa memicu terjadinya keputihan. Oleh sebab itu hindari penggunaan celana dalam terlalu ketat apabila anda merasa celana dalam yang anda gunakan terlalu ketat maka segera menggantinya agar terhindar dari berbagai penyakit infeksi lainnya.

5. Aktivitas Seksual yang Berlebihan

Aktivitas Seksual yang Berlebihan
Image: CBC.ca

Salah satu penyebab terjadinya keputihan pada seorang perempuan yaitu melakukan hubungan seksual secara berlebihan. Melakukan aktivitas seks secara berlebihan dapat berakibat pada meningkatnya sel-sel mati sehingga akan berakibat pada meningkatnya keputihan.

Pada umumnya seseorang yang melakukan hubungan seksual secara berlebihan dapat menyebabkan keputihan secara berlebihan juga. Keluarnya cairan dari vagina memanglah hal yang biasa terjadi namun ketika cairan yang keluar berlebihan maka hal tersebut perlu dan patut diwaspadai. Cairan vagina pada saat berhubungan seksual berfungsi sebagai pelumas alami yang berasal dari hormon pembangkit seksual.

Oleh sebab itu, sebaiknya dalam melakukan hubungan seksual sewajarnya dan tidak berlebihan serta tidak melakukan hubungan seksual ketika sedang keputihan. Hal tersebut akan berakibat pada timbulnya rasa nyeri bahkan bercak darah serta terjadinya iritasi atau peradangan.

Penutup

Pada umumnya semua wanita pernah mengalami keputihan. Hal mendasar yang menyebabkan terjadinya keputihan yaitu kurangnya menjaga kesehatan organ reproduksi. Sebuah survey menyatakan bahwa kesadaran wanita dalam menjaga kesehatan dan kebersihan organ reproduksinya masih sangat rendah. Sekitar 70% perempuan di Indonesia masih menderita keputihan. Oleh sebab itu, kaum wanita perlu lebih menjaga kebersihan untuk menghindari terjadinya keputihan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini