Kota Malang kembali menjadi sorotan, terkait penanganan Covid19 dan protokol yang diterapkan. Pasalnya seorang kakek, dengan leluasa bisa mencium jenazah anggota keluarganya yang telah meninggal akibat terinfeksi Virus Corona. Padahal, saat itu banyak satgas dan tim medis yang berada di lokasi, dan tidak tampak adanya pencegahan yang dilakukan.
Seperti yang diberitakan beberapa hari yang lalu, Kota Malang menjadi kota paling tinggi tingkat kematiannya akibat Covid19 di Indonesia.
Dari informasi yang didapatkan, diketahui peristiwa seorang kakek cium jenazah anggota keluarganya yang merupakan pasien Covid itu terjadi di Rumah Sakit Tentara Soepraoen (RST). Jenazah itu merupakan warga Buring, Kota Malang yang selama ini dikenal sebagai pendiri sebuah masjid.
Jenazah tersebut sebelumnya divonis tim medis RST Soepraoen menderita Covid19, setelah menunjukkan beberapa gejala klinis.
Lebih lanjut, kejadian fatal seorang pria cium jenazah pasien Covid itu terjadi saat jenazah hendak dibawa ke RSUD Saiful Anwar, yang jaraknya tak jauh dari rumah sakit itu. Nantinya, jenazah akan dipulasarakan sesuai dengan protokol pencegahan dan penanganan Covid19.
Sebelum dipindahkan, pihak rumah sakit menyampaikan pernyataan singkat, untuk mengingatkan prosesi pemindahan sesuai dengan protokol. Saat itu pihak keluarga juga hadir. Entah karena terlalu lama menunggu penyampaian, salah seorang dari pihak keluarga meninggalkan penyampaian pernyataan pihak medis. Dia kemudian berjalan menuju jenazah.
Pria tua itu lantas membongkar peralatan yang membungkus jenazah secara paksa. Nampak dua orang tenaga medis yang berjaga juga tidak melakukan pencegahan. Hanya dua wanita yang juga anggota keluarga mencoba memperingatkan pria tua tersebut sambil menangis.
Namun tindakan pria itu semakin menjadi dan bahkan mencium jenazah yang diketahui sebagai kakaknya. Salah seorang wanita itu lantas juga semakin histeris hingga jatuh pingsan. Pria tua itu bersikeras untuk membawa jenazah kakaknya untuk dia kebumikan sendiri.
Tentunya kejadian itu sangat disayangkan oleh banyak pihak, terlebih respon dari tenaga medis dan aparat yang ada dilokasi sangat minim untuk melakukan pencegahan.
Walikota Malang Sutiaji, akhirnya menanggapi viralnya video tersebut. Pihaknya meminta maaf hingga kejadian seperti itu sampai terjadi. Sutiaji juga meminta pihak rumah sakit dan staf medis yang bertugas lebih cepat dalam proses pemakaman, sehingga hal yang seperti ini tidak terjadi lagi.