Kota Malmo, Swedia dilanda kerusuhan tak terkendali pada hari Jumat (28/08) lalu. Peristiwa kerusuhan ini dipicu oleh pembakaran Al-Quran oleh kelompok sayap kanan yang anti Islam. Kejadian ini berawal dari aksi unjuk rasa beberapa waktu sebelumnya yang dilakukan oleh setidaknya 300 orang anggota kelompok sayap kanan.
Dalam kerusuhan tersebut, ratusan massa yang mengecam pembakaran Al-Quran juga terlibat konfrontasi dengan aparat yang mengamankan. Mereka kemudian membakar ban dan melempari aparat dengan sejumlah benda.
“Kami tidak bisa mengendalikan ini, namun kami akan tetap aktif untuk mengambil kendali. Kami melihat adanya keterkaitan kerusuhan ini dengan peristiwa sebelumnya,” ungkap juru bicara kepolisian kota Malmo.
Pusat unjuk rasa itu terjadi di tempat di mana pembakaran Al-Quran dilakukan sebelumnya oleh kelompok sayap kanan. Kemudian kerusuhan meluas ke sejumlah tempat di sekitarnya. Kobaran api terlihat di beberapa titik. Aktivitas pun lumpuh dan sejumlah gerai toko memilih untuk menutup tempat usaha mereka karena takut menjadi korban.
Suasana terasa sangat mencekam dengan sejumlah suara tembakan dan ledakan terdengar di beberapa sudut. Teriakan takbir juga menggema hampir di seluruh jalanan kota Malmo.
Kronologi Penyebab Kerusuhan
Peristiwa kerusuhan ini awalnya dipicu oleh aksi Rasmus Paludan seorang tokoh pemimpin Partai Denmark Starm Kurs. Dia mengumumkan ke publik bahwa akan melakukan pembakaran kitab suci Al-Quran lewat jejaring sosial Facebook.
Sejumlah umat muslim di Denmark, khususnya di Kota Malmo yang mayoritas adalah para imigran, merasa tidak nyaman dengan ancaman Rasmus Paludan itu. Mereka kemudian melaporkan ancaman pimpinan partai itu ke polisi.
Namun rupanya Rasmus lebih dulu membakar Al-Quran itu sebelum aparat kepolisian datang. Mengetahui peristiwa itu, ratusan warga muslim akhirnya mendatangi lokasi pembakaran dan melakukan unjuk rasa di sana.
Sosok Rasmus Paludan selama ini memang dikenal begitu anti terhadap Islam. Dia pernah dipenjara selama 3,3 tahun penjara atas kasus serupa.
Sementara keterangan lain menyebutkan awal mula pembakaran Al-Quran dipicu oleh penolakan kedatangan Rasmus Paludan ke kota Malmo yang hendak mengadakan pertemuan di sana. Kelompok sayap kanan anti Islam yang tidak terima pimpinan partai mereka ditolak, juga sempat menendangi Al-Quran di sebuah lapangan terbuka.