Ular Terbesar di Dunia – Ular merupakan binatang yang habitatnya tersebar luas di seluruh dunia. Di hutan, gunung, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman sampai di lautan, Anda pun masih dapat menemukan ular.
Ular yang merupakan reptil tak berkaki dan bertubuh panjang ini pada umumnya memiliki habitat yang lebih banyak di daerah beriklim tropis. Terdapat berbagai jenis ular yang tersebar di dunia. Jenis-jenis ini memiliki keragaman habitat, ukuran serta jenis mangsa yang dimakan.
Ular yang merupakan hewan karnivora (pemakan daging), mampu memakan mangsa yang ukurannya tiga kali lebih besar dari diameter kepala mereka sendiri. Ular pohon dan ular darat contohnya, mereka memangsa burung, mamalia, kodok dan jenis reptil lain. Sementara ular-ular besar seperti ular sanca kembang, dapat memangsa kambing, kijang, rusa dan bahkan manusia.
Nah, selain ular besar seperti sanca kembang, apalagi ular-ular besar lain yang terdapat di dunia? Berikut adalah 10 ular terbesar yang ada di dunia.
1. Green Anaconda
Green anaconda atau anakonda hijau (atau boa air) ini menjadi satu spesies ular yang dapat ditemui di hutan hujan Amerika Selatan. Ular yang masih satu spesies dengan reticulated phyton (atau sanca kembang) ini, panjang tubuhnya hanya sedikit lebih panjang daripada sanca kembang, namun untuk berat tubuhnya, bisa mencapai dua kali lipat berat ular phyton pada umumnya.
Anakonda hijau memiliki nama latin Eunectes murinus, merupakan salah satu jenis ular terbesar di dunia yang bisa tumbuh hingga panjangnya lebih dari 8,8 meter dan berat mencapai 250 kg, serta diameter tubuh yang bisa mencapai 30 cm. Anakonda hijau betina ukurannya selalu lebih besar daripada anakonda hijau jantan.
Ular anakonda hijau ini hidup di rawa-rawa dan sungai yang aliran airnya pelan, namun ular jenis ini lebih sering ditemukan di hutan hujan Amazon dan lembah Orinoco. Ular ini diketahui lebih gesit ketika berada di dalam air ketimbang saat berada di daratan.
Anakonda hijau memakan mangsa yang cukup besar, misalnya babi liar, rusa, burung, kura-kura, dan bahkan jaguar. Selain itu, diisukan pula bahwa ular ini juga memakan manusia.
Anakonda hijau berkembang biak dengan cara ovovivipar, yakni bertelur dan menyimpan telurnya di dalam tubuhnya hingga ia menetas.
Ular ini dapat mengeluarkan dua hingga tiga lusin bayi anakonda hijau. Bayi-bayi ular ini panjangnya sekitar 0,6 meter ketika mereka baru menetas dan umunya telah memiliki kemampuan untuk berenang dan berburu mangsa. Masa hidup ular anakonda hijau ini sekitar 10 tahun.
2. Burmese Phyton
Burmese phyton atau sanca bodo memiliki nama latin Phyton bivittatus. Ular yang menjadi salah satu ular terbesar di dunia ini hidup di hutan dan rawa-rawa yang ditutupi dengan rerumputan. Panjang tubuhnya dapat mencapai 7 meter atau lebih dan beratnya dapat mencapai 90 kg.
Saat masih belum dewasa, ular sanca bodo akan lebih memilih untuk bertahan di pohon. Namun ketika mereka telah dewasa dan ukuran tubuhnya bertambah besar, mereka akan menetap di daratan. Meski ukuran tubuhnya yang besar, ular sanca bodo merupakan perenang yang baik dan dapat bertahan selama 30 menit di dalam air sebelum akhirnya keluar ke daratan.
Ular sanca bodo, sama seperti beberapa ular besar lain, merupakan karnivora dan bertahan hidup dengan memangsa hewan berukuran sedang hingga besar, pernah dilaporkan juga dari Myanmar bahwa ada spesimen yang baru saja melahap seekor macan tutul.
Ular sanca bodo ini memiliki kemampuan penglihatan yang lemah, namun ia memiliki sensor kimia di lidah dan sensor panas di rahangnya yang dapat membantu ular ini untuk mencari dan mendeteksi pergerakan mangsa. Mereka membunuh mangsa dengan melilitnya sampai mangsa tidak dapat bergerak lagi.
Sanca bodo betina dapat menelurkan hingga 100 telur yang kemudian akan dierami selama dua hingga tiga bulan. Panjang anak ular yang baru menetas ini berkisar 60-70 cm.
3. Reticulated phyton
Reticulated phyton atau sanca kembang (memiliki nama latin Phyton reticulatus) merupakan salah satu spesies phyton yang memiliki masa hidup lama dibanding ular-ular lain, yaitu lebih dari 25 tahun. Ukuran terbesar ular ini diketahui memiliki panjang lebih dari 8,5 meter dan mereka dapat tumbuh sepanjang 2,5 meter hanya dalam waktu 12 bulan. Sementara itu, berat maksimal yang tercatat adalah sebesar 158 kg.
Sanca kembang memangsa mamalia kecil, burung dan reptilia seperti biawak. Sanca kembang yang berukuran kecil memangsa kodok, kadal dan ikan, sementara sanca kembang dewasa memangsa anjing, monyet, babi hutan, rusa dan bahkan manusia. Ular jenis ini lebih menyukai menunggu daripada aktif berburu.
Ular sanca kembang terkenal dengan kemampuan memangsanya yang kuat. Mereka akan melumpuhkan mangsa dengan melilitnya kuat hingga mangsa mati kehabisan napas. Setelah itu, mangsa akan ditelan bulat-bulat mulai dari kepalanya. Ular ini akan berpuasa selama beberapa bulan lamanya setelah ia makan sampai kemudian normal kembali setelah ia merasa lapar.
4. African Rock Phyton
Ular phyton jenis ini memiliki nama latin Phyton sebae dan merupakan jenis ular tidak berbisa. Ular yang memiliki habitat asli di Afrika ini merupakan salah satu ular terbesar di dunia yang ketika dewasa ukurannya mencapai 4 hingga 4,8 meter. Bahkan pernah ditemukan ukuran yang panjangnya mencapai 7 hingga 7,5 meter. Sementara untuk beratnya, ular jenis ini bisa mencapai 44 sampai 55 kg.
Sama seperti phyton jenis lainnya, ular African rock phyton ini memiliki sisik yang kecil dan licin. Giginya banyak dan tajam. Di bagian mulut ular ini terdapat bagian yang sensitif terhadap panas yang digunakan untuk mendeteksi mangsanya yang berdarah panas.
Spesies ular ini memangsa antelope Afrika, monyet, kelelawar buah, kadal dan bahkan buaya. Di beberapa kasus lain dilaporkan bahwa ular jenis ini juga memburu manusia sebagai mangsanya.
African rock phyton ini mulai aktif berkembang biak antara usia 3 sampai 5 tahun. Ular betinanya akan menelurkan 20 hingga 100 telur. Telur-telur itu akan dierami selama 2 hingga 3 bulan, dan selama itu pula ular betina tersebut akan selalu melindungi telur-telurnya dari predator lain. Anak ular akan menetas dengan panjang berkisar 0,5 hingga 0,7 meter.
5. Indian Phyton
Indian phyton atau Phyton molurus (atau Ajgar) merupakan salah satu ular yang berkerabat dengan ular sanca bodo di Indonesia, perbedaannya terdapat pada warna kulit sanca India yang lebih cerah.
Ular ini dapat dengan mudah ditemukan di hutan India, Sri Lanka dan bagian timur India. Ular ini dapat tumbuh hingga 6 meter panjangnya.
Sama seperti ular besar lainnya, ular sanca India ini membunuh mangsanya dengan melilitnya kuat-kuat dan kemudian menelannya secara utuh. Setelah memakan mangsa sangat besar, biasanya ular ini tidak akan makan lagi selama beberapa bulan atau bahkan sepanjang tahun.
Ular sanca India ini diketahui dapat bertahan hidup selama lebih kurang 20 tahun lamanya. Namun karena terjadi eksploitasi secara besar-besaran terhadap ular jenis ini, ular ini pun akhirnya mengalami kepunahan sehingga pemerintah India pun mulai memperluas lahan untuk melindungi habitat asli ular jenis ini.
6. Morelia Amethistina
Morelia amethistina (atau lebih singkat disebut sanca permata) merupakan ular yang ditemukan di Indonesia, Papua Nugini dan Australia. Ular ini merupakan salah satu ular terbesar yang panjangnya bisa mencapai 8,5 meter dan beratnya hingga 90 kg.
Sebagaimana ular besar lainnya, ular ini pun karnivora dan melumpuhkan mangsanya dengan cara melilitnya kuat-kuat. Di Australia dan Papua, ular ini bahkan memangsa wallaby dan kuskus.
7. Boa Constrictor
Boa constrictor atau boa pembelit merupakan salah satu ular boa yang hidup di hutan hujan di Amerika Selatan serta di Kepulauan Karibia. Ular ini merupakan jenis ular tidak berbisa.
Serupa dengan anakonda, ular boa pembelit ini juga merupakan perenang yang handal, namun habitat aslinya memang di daratan. Meskipun lebih kecil dari anakonda, boa pembelit ini dapat tumbuh hingga 4 meter dan beratnya bisa lebih dari 45 kg.
Selain itu, umur hidup ular ini lebih lama dibanding ular lainnya, yaitu bisa mencapai 40 tahun. Ular boa pembelit ini juga memiliki dua paru-paru sementara ular lain hanya memiliki satu paru-paru. Boa pembelit betina berkembang biak dengan cara ovovivipar. Mereka akan mengeluarkan hingga 60 ekor anak ular yang panjangnya sekitar 0,6 meter.
8. Yellow Anaconda
Yellow anaconda atau Paraguayan anaconda (nama latin: Eunectes notaeus) merupakan salah satu jenis ular boa yang berhabitat di Amerika Selatan. Ular ini merupakan salah satu ular terbesar di dunia meskipun tidak sebesar green anaconda.
Yellow anaconda dewasa memiliki ukuran berkisar antara 3,3 hingga 4,4 meter dan berat mencapai 25 hingga 35 kg. Meski begitu ada pula yang beratnya mencapai 40 hingga 55 kg atau bahkan lebih.
Sama seperti ular besar lainnya, yellow anaconda merupakan ular tidak berbisa dan melumpuhkan musuh dengan melilitnya kuat-kuat. Meski begitu, yellow anaconda lebih memilih memangsa hewan-hewan kecil seperti ikan, kura-kura, kadal, telor burung dan mamalia kecil lainnya.
9. Dark-spotted anaconda
Dark-spotted anaconda (nama latin: Eunectes deschauenseei) merupakan salah satu jenis ular boa tidak berbisa yang memiliki habitat di bagian barat Amerika Selatan.
Ular ini disebut juga sebagai De Schauensee’s Anaconda dikarenakan merupakan ular dark-spotted pertama yang di donasikan oleh Rodolphe Meyer de Schaunsee ke Kebun Binatang Philadelphia.
Sama seperti anakonda lainnya, ular jenis inipun bisa disebut sebagai jenis perenang yang ulung. Mereka bahkan berkembang biak dengan baik di dalam air maupun disekitar kawasan yang berair. Ular jenis ini memiliki mata yang posisinya berada diatas kepala sehingga memudahkan mereka untuk mengamati mangsa dari dalam air.
10.Papuan Phyton
Satu lagi spesies ular yang habitat aslinya berasal dari Indonesia, yaitu Papuan phyton atau sanca Irian. Ular ini disebut sebagai salah satu ular terbesar di dunia karena ukuran dewasanya bisa mencapai lebih dari 5 meter. Meski begitu, ular ini cenderung lebih ringan daripada ular sanca pada umumnya karena beratnya yang tidak lebih dari 22,5 kg.
Ular ini melumpuhkan mangsanya dengan melilit mangsa kuat-kuat. Selain memangsa mamalia kecil, ular ini juga disebut sebagai ophiophagous yang berarti mereka memangsa ular lain untuk bertahan hidup. Selain itu, ular sanca Irian ini pun baru mulai dapat berkembang biak pada umur 6 hingga 8 tahun.