Jahe merupakan salah satu tanaman rimpang yang banyak digunakan sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Tumbuhan dengan rasa dominan pedas ini diketahui memiliki banyak kandungan senyawa yang baik bagi kesehatan tubuh.
Tanaman yang diperkirakan berasal dari India ini diketahui hanya dapat bertahan hidup di daerah tropis dan penanamannya hanya bisa dilakukan di daerah katulistiwa seperti Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika.
Jahe biasa dimanfaatkan sebagai penghangat badan dan juga pereda mual. Meskipun begitu, kebanyakan orang masih belum mengetahui beberapa manfaat penting lainnya dari tanaman suku Zingiberaceae ini.
Manfaat Jahe untuk Kesehatan
Daripada Anda penasaran mengenai berbagai khasiat dari tanaman jahe. Langung saja, berikut adalah 10 manfaat jahe yang mungkin tidak Anda diketahui:
1. Meredakan rasa pegal
Tanaman yang memiliki rasa dominan pedas ini selain bermanfaat untuk menghangatkan badan, juga bermanfaat untuk meredakan rasa pegal. Salah satu senyawa pada jahe yang diklaim dapat meredakan rasa pegal, pembengkakan, dan peradangan adalah senyawa gingerol.
Selain mampu meredakan rasa pegal, jahe juga dinilai efektif dapat meredakan peradangan, osteoarthritis, dan encok. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa minyak jahe (33 mg/kg), yang diberikan kepada tikus secara oral selama 26 hari, berhasil meredakan pembengkakan tulang sendi. Meskipun begitu, penelitian mengindikasikan bahwa ektrak jahe lebih efektif untuk mencegah peradangan dan juga kerusakan tulang sendi.
2. Menurunkan gula darah
Diabetes melitus adalah gangguan yang paling sering muncul pada sistem endokrin, yang menyebabkan komplikasi baik mikro ataupun makro pada pembuluh darah. Beberapa penelitian telah membuktikan keefektifan jahe dalam melawan diabetes dan komplikasi diabetes.
Pada berbagai penelitian, diketahui bahwa jahe memiliki senyawa anti-diabetes. Akhani dkk (2004) melaporkan bahwa pretreatment dengan jahe mampu menghalangi seseorang dari kemungkinan gula darah tinggi dan kadar insulin yang rendah.
Penelitian terbaru yang dituliskan pada jurnal internasional Complementary and Integrative Medicine dengan judul “The Effect of Ginger (Zingiber officianale) on Glycemic Markers in Patients with Type 2 Diabetes” menyebutkan bahwa jahe merupakan musuh bagi diabetes tipe 2. Jahe memiliki banyak kandungan yang dapat menurunkan kadar gula darah. Oksidasi, peradangan, kadar insulin yang rendah pada tubuh, semua itu mengarah pada gangguan kesehatan jantung yang penyebab utama tidak sehatnya seseorang dan juga penyebab utama kematian.
3. Menghilangkan sakit kepala
Sakit kepala merupakan rasa sakit yang terjadi di sekitar kepala, contohnya di bagian belakang kepala ataupun setengah bagian kepala (migrain). Sakit kepala sebelah pada umumnya memberikan beberapa dampak diantaranya mual dan keinginan untuk muntah.
Jahe diketahui mengandung lebih dari 200 senyawa pada minyaknya yang berguna untuk pengobatan. Salah satu senyawa yang ada pada jahe adalah prostiglandin yang diketahui mampu menstimulasi kontraksi otot dan mengontrol inflamasi (peradangan). Dengan begitu, sakit kepala sebelah dapat dicegah dan dihentikan oleh jahe karena kandungan senyawa prostiglandin pada tumbuhan tersebut.
Meskipun begitu, mengonsumsi jahe untuk menghilangkan migrain tidak disarankan untuk ibu hamil dan menyusui, serta juga penderita sakit batu empedu, bisul, pembengkakan perut atau sakit usus yang mewajibkan pasien untuk mengonsumsi obat.
Konsumsi jahe diperbolehkan selama tidak berlebih dan juga tidak dikonsumsi bersamaan dengan kalsium dalam jumlah besar.
4. Mengobati gangguan pencernaan
Jahe telah banyak digunakan untuk pengobatan berbagai macam penyakit, termasuk sakit perut. Tumbuhan ini memiliki senyawa anti-inflamasi yang dapat meredakan sakit di perut. Jahe juga merupakan bahan yang terkenal sering digunakan untuk mengurangi gejala mual dan muntah.
Jahe dinilai efektif sebagai obat mual dan muntah karena kemampuannya untuk mengurangi gas di dalam perut. Pernyataan ini diperoleh dari adanyanya percobaan pada beberapa relawan yang melaporkan bahwa jahe dapat mempercepat proses penurunan asam lambung dan juga menstimulasi kontraksi pada bagian antrum lambung.
5. Mengurangi rasa sakit akibar Osteoarthritis
Osteoarthritis diketahui sebagai suatu gangguan atau penurunan fungsi sendi yang memiliki karakter seperti gejala nyeri, pembengkakan dan peradangan sendi. Penyakit ini biasanya menyerang persendian pada lutut, pinggul, tangan dan tulang belakang, yang akan semakin parah seiring berjalannya waktu apabila tidak segera ditangani.
Penyakit osteoarthritis ini kebanyakan ditemukan pada orang dewasa yang berusia sekitar diatas 45 tahun. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan penyakit ini dapat menyerang remaja.
Jahe diketahui memiliki kandungan fenolik yang tinggi yang berfungsi sebagai anti-inflamasi, analgesik, anti-piretik, antibakteri, anti-tumor, dan beberapa komponen lain yang berfungsi untuk menenangkan saraf.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa mengonsumsi jahe bagi penderita osteoarthritis dapat mengurangi nyeri secara signifikan. Sebuah studi kasus juga menyebutkan bahwa terapi jahe pada pasien secara progresif dapat mengurangi gejala osteoarthritis dalam jangka waktu 24 minggu. Penelitian ini juga membuktikan bahwa tanpa/dengan tambahan apapun, jahe dapat memberikan keuntungan pada penderita ostheoarthritis dengan mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi sendi.
Selain untuk mengurangi nyeri, jahe juga diketahui dapat mengurangi inflamasi dan juga kerusakan tulang. Studi melaporkan bahwa mengonsumsi bubuk jahe memberikan keuntungan dikarenakan dapat meredakan nyeri, rasa sakit pada otot dan juga meredakan pembengkakan. Waktu pengonsumsian ini pun antara 3 bulan sampai 2,5 tahun dan dilaporkan tidak ada efek samping akibat mengonsumsi jahe.
Gingerol dan shogaol merupakan senyawa pada jahe yang memiliki efek analgesik dan anti-inflamasi. Senyawa inilah yang akan menghadang pembentukan inflammatory mediators (media pembentuk inflamasi) pada pasien ostheoarthritis, sehingga dapat meredakan nyeri, pembengkakan, dan rasa sakit pada otot. Senyawa ini juga mengurangi kerusakan/degradasi pada tulang dan tulang rawan.
Ada berbagai cara untuk mengonsumsi jahe bagi pasien osteoarthritis, misalnya saja dengan memasukkannya ke masakan, dikeringkan hingga menjadi bubuk atau diambil ekstrak minyaknya.
Untuk pencegahan, seseorang dapat mengonsumsi sekitar 1 gram jahe setiap harinya, namun untuk pengobatan mual, dosisnya harus ditambahkan antara 1-3 gram per hari. Untuk arthritis, dosis yang disarankan adalah 250 mg, 4 kali dalam sehari.
6. Mengurangi nyeri pada sendi
Salah satu khasiat jahe yang lain adalah untuk mengurangi nyeri pada sendi. Penelitian yang dilakukan di Universitas Miami menyimpulkan bahwa ekstrak jahe dapat dijadikan obat non-steroid anti-inflamasi (NSAIDs). Penelitian ini membandingkan antara ekstrak jahe dengan placebo terhadap 247 pasien osteoarthritis pada lutut. Hasilnya, jahe lebih baik 40% dalam meredakan nyeri pada sendi lutut daripada obat-obatan placebo.
Penelitian yang dilakukan di Athena mengungkapkan bahwa beberapa sendok makan parutan jahe dapat membantu merilekskan nyeri otot yang terjadi karena olahraga. Selain itu, Anda juga bisa menambahkan 1-2 sendok the parutan jahe dan menyeduhnya bersama air panas selama 5 menit untuk membuatnya menjadi teh jahe.
7. Mengontrol kadar kolesterol
Kolesterol adalah jenis khusus lipid/lemak yang disebut steroid. Hiperkolesterolemia berarti kadar kolesterol pada tubuh seseorang terlalu tinggi dalam darah. Hal ini dapat memicu munculnya berbagai penyakit berbahaya, seperti stroke dan serangan jantung.
Sebenarnya, kolesterol merupakan salah satu komponen yang diperlukan tubuh untuk membangun sel-sel baru. Kolesterol juga membantu produksi vitamin D, beberapa hormone, dan juga asam empedu yang berfungsi untuk mencerna lemak.
Batas normal kolesterol dalam darah adalam 160-200 mg. Apabila kadar kolesterol lebih tinggi, maka kolesterol dapat mengendap pada dinding arteri dan dapat menghambat aliran darah ke jantung, otak, dan bagian tubuh yang lain.
Risiko penderita akan semakin tinggi apabila dia menderita hipertensi, diabetes, ataupun memiliki keluarga yang menderita penyakit jantung atau stroke. Kolesterol tinggi juga bisa disebabkan oleh kondisi genetik (keturunan) yang membuat penderita akan tetap memiliki kadar kolesterol tinggi meski telah mengonsumsi makanan sehat.
Penelitian pada tahun 2013 mengungkapkan bahwa jahe dapat mengaktifkan enzim dalam tubuh untuk memanfaatkan kolesterol ada sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh.
Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2008 membagi pasien ke dalam dua grup dan memberikan masing-masing grup 3 gr jahe setiap harinya yang dibagi dalam 1-3 gr kapsul dan satu grup lainnya diberi tambahan kapsul laktosa. Pada hari ke-45, kedua grup mengalami penurunan total kolesterol ‘jahat’ dan mengalami peningkatan kolesterol ‘baik’. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa dengan atau tanpa tambahan bahan lain, jahe dapat menurunkan kolesterol ‘jahat’ dan meningkatkan kolesterol ‘baik’.
8. Mencegah Alzheimer
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan pada Indian Journal of Experimental Biology menyebutkan bahwa jahe dapat digunakan sebagai pengobatan untuk anti-Alzheimer. Studi ini menunjukkan bahwa jahe memiliki senyawa yang mampu menjadi antioksidan dan anti-inflamasi, yang berguna untuk mencegah terjadinya kemunduran sistem saraf prematur seperti yang terjadi pada penderita Alzheimer.
Seorang peneliti menemukan bahwa kandungan anti-Alzheimer yang terdapat pada jahe mampu menghambat enzim acetylcholinesterate. Penghambat enzim ini berperan dalam menghambat perusakan acetylcholine, neurotransmitter yang diperlukan belajar dan mengingat. Aktivitas senyawa pada jahe tersebut dapat meningkatkan level dan durasi kerja neurotransmitter acetylcholine, yang kemudian menjadi alasan pemanfaatan jahe untuk mengurangi risiko Alzheimer.
Untuk menjaga fungsi otak, seseorang perlu mengonsumsi hingga 2 gr jahe setiap harinya. Anda bisa menambahkan sejumlah jahe tersebut pada makanan dan minuman Anda untuk terus menjaga kesehatan otak Anda.
9. Menghilangkan nyeri haid
Nyeri haid adalah masalah yang dihadapi hampir 50% wanita yang mengalami mestruasi. Jahe merupakan salah satu tumbuhan yang diketahui mampu menyembuhkan nyeri pada wanita yang sedang haid. Sebuah penelitian dilakukan pada 150 wanita yang telah mengalami menstruasi. Mereka kemudian dibagi menjadi 3 kelompok dan masing-masing kelompok diberi pereda nyeri yang berbeda. Kelompok pertama diberi asam mefenamat, kelompok kedua diberi ibuprofen, dan kelompok ketiga diberi bubuk jahe.
Dengan dosis konsumsi yang sama, diketahui bahwa wanita yang berada di grup ketiga (yang mengonsumsi bubuk jahe) lebih bebas dari rasa nyeri.
Jahe juga diketahui mengandung salisilat. Konsumsi jahe dengan atau tanpa tambahan bahan lain, tetap akan membantu meredakan nyeri perut Anda ketika sedang menstruasi.
10. Memerangi infeksi
Manfaat jahe yang lainnya adalah untuk membasmi infeksi. Infeksi oleh bakteri dan jamur merupakan salah satu yang sulit ditangani. Meskipun begitu, beberapa penelitian telah membuktikan bahwa jahe memiliki komponen anti-jamur dan antibakteri.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Journal of Dental Sciences and Research mengungkapkan keuntungan jahe sebagai anti-jamur. Penelitian ini dilakukan secara in vitro dengan menggunakan sejumlah koloni Candida albicans. Dalam penelitian ini diberikan hasil bahwa ekstrak jahe 4 gr mampu membunuh sebagian besar jamur tersebut.
Studi lain mengungkapkan bahwa jahe memiliki beberapa komponen yang berperan sebagai anti-jamur, seperti shagelol dan gingerol. Beberapa penelitian lain juga menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat anti-jamur.
Efek Samping Mengonsumsi Jahe
Meskipun jahe memiliki kandungan yang baik untuk mengobati berbagai penyakit seperti diatas, konsumsi jahe secara berlebih juga tidak dianjurkan. Jahe yang dikonsumsi secara berlebih dapat menimbulkan rasa panas pada perut, kembung, dan mual.
Orang-orang yang tidak dianjurkan untuk mengonsumsi jahe adalah penderita pembengkakan usus, penderita batu empedu, wanita hamil, dan penderita diabetes. Meskipun begitu, Anda yang merupakan pasien diatas masih dapat mengonsumsi jahe dengan dosis yang telah disarankan oleh dokter.