Keputihan atau dalam bahasa medisnya yaitu fluor albus merupakan keluarnya cairan dari alat genitalia. Cairan yang dikeluarkan berupa cairan lendir berwarna putih kekuningan keruh. Hampir seluruh wanita pernah mengalami keputihan dimana akan terasa gatal dan panas. Pada umumnya keputihan normal berwarna bening, tidak berbau, tidak berwarna, dalam jumlah yang sedikit dan tidak berlebihan serta tidak disertai rasa gatal.
Keputihan dapat terjadi pada keadaan yang normal (fisiologis) dan juga dapat terjadi secara abnormal dimana disebabkan oleh penyakit (patologis) dimana harus segera diobati. Keputihan fisiologis terjadi apabila alat kelamin perempuan yaitu vagina pada saat tertentu mengeluarkan lendir sedangkan keputihan patologis terjadi apabila perempuan mulai mengeluh karena vagina terlalu sering mengeluarkan lendir berbau, perih dan kadang terasa gatal dan panas.
Jenis-jenis Keputihan
Seperti yang telah dipaparkan di atas, keputihan terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. Keputihan normal/ fisiologis
Keputihan yang normal/ fisiologis adalah keputihan yang muncul saat menjelang menstruasi atau sesaat setelah siklus menstruasi selesai. Keputihan ini terjadi karena pengaruh hormon yang meningkatkan lendir di mulut rahim sesaat menjelang menstruasi.
Dan seusai menstruasi, keputihan bekerja sebagai ‘cairan pembersih’ sisa darah menstruasi. Selain itu, pada puncak masa subur wanita, keputihan juga dapat terjadi karena ovulasi (keluarnya sel telur) yang terjadi. Keputihan dikatakan normal bila warnanya putih atau bening, tidak berbau, dan tidak menyebabkan gatal pada area kewanitaan.
Keputihan fisiologis berupa cairan jernih, tidak berbau dan tidak gatal, mengandung banyak epitel yang ditemukan sedikit leukosit. Keputihan fisiologi dapat terjadi pada :
- Bayi yang baru berusia 10 hari. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron dari ibu
- Pertama kali mengalami menstruasi
- Masa sekitar ovulasi. Hal ini terjadi karena mulut rahim memproduksi kelenjar-kelenjar
- Penebalan serta melunaknya selaput lendir vagina
- Kehamilan yang berakibat meningkatnya suplai darah ke daerah vagina dan mulut rahim
2. Keputihan yang diakibatkan oleh penyakit/ patologis
Keputihan yang diakibatkan oleh penyakit/ keputihan patologis adalah keputihan yang muncul karena adanya infeksi organisme tertentu seperti bakteri dan jamur. Pada keputihan patologis lendir yang keluar dari vagina berwarna kuning/ hijau, berbau amis/busuk, dan dapat menimbulkan rasa gatal pada daerah sekitar kewanitaan.
Keputihan patologis mengandung banyak leukosit, keputihan dalam jumlah yang banyak dan berlebihan, rasa gatal atau panas sehingga seringkali menimbulkan luka akibat garukan di daerah mulut vagina. Keputihan patologis terjadi disebabkan oleh:
a. Infeksi
Apabila terdapat mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh maka secara otomatis tubuh akan memberikan reaksi berupa terjadinya peradangan atau infeksi. Penyebab infeksi tersebut bervariasi yaitu jamur (candida albicans), bakteri (Gonococcus sp), Parasit (Trichomonas Vaginalis), Virus (Human Papiloma Virus dan Herpes simplex).
- Benda Asing
Keputihan dapat disebabkan oleh kondom, sisa pembalut maupun kapas yang tertinggal. - Neoplasma Jinak
Keputihan yang timbul disebabkan oleh terjadinya peradangan akibat pertumbuhan tumor jinak ke dalam lumen. - Kanker
Gejala keputihan yang ditimbulkan antara lain keluarnya cairan dalam jumlah yang banyak, berbau busuk serta bercak darah yang tidak segar. Darah yang keluar disebabkan oleh tumor yang masuk ke lumen kemudian tumbuh abnormal. Selain itu, pertumbuhannya akan cepat serta mudah rusak sehingga terjadi pembusukan dan perdarahan. Keputihan abnormal tersebut disertai dengan rasa tidak menyenangkan pada daerah perut bagian bawah, sering demam, terganggu pada saat haid, berat badan menurun drastis, lemas, tidak bugar serta pucat. - Menopause
Pada wanita menopause keputihan yang terjadi muncul bersamaan dengan darah. Produksi hormone estrogen pada wanita menopause mmengalami penurunan sehingga lapisan vagina menjadi menipis dan mengering. Hal tersebut mengakibatkan gatal sehingga memicu terjadinya luka yang disertai infeksi.
b. Organisme yang menyebabkan keputihan
Keputihan patologis disebabkan oleh infeksi bakteri dan jamur. Organisme yang paling sering menyebabkan keputihan, yaitu:
1. Bacterial vaginosis
Bacterial vaginosis adalah bakteri yang paling sering menyebabkan keputihan. Kondisi ini disebabkan karena adanya ketidakseimbangan pertumbuhan bakteri di daerah sekitar vagina. Dalam kondisi normal, daerah sekitar vagina wanita memang memiliki bakteri yang berfungsi sebagai flora normal untuk mencegah adanya bakteri atau jamur lain yang hendak menginfeksi.
Namun, ketika jumlah flora normal menjadi lebih sedikit, bakteri vaginosis akan mudah menginvasi dan menginfeksi vagina. Turunnya flora normal dapat disebabkan oleh penggunaan sabun pembersih area kewanitaan yang dapat membunuh flora normal tersebut. Keputihan karena bakteri ini menimbulkan lendir yang berwarna putih keabu-abuan dengan bau yang amis.
2. Trichomonas vaginalis
Bakteri trichomonas menghasilkan keputihan berwarna kuning kehijauan dengan bau tajam yang menusuk. Keputihan karena bakteri ini sering diikuti dengan gejala lain seperti rasa gatal dan panas pada area vagina, rasa tidak nyaman saat berkemih, serta menimbulkan sedikit rasa nyeri ketika berhubungan seksual.
3. Neisseria gonorrhoeae
Pada awalnya keputihan karena gonorrhea tidak menimbulkan gejala yang khas. Namun, semakin bakteri tersebut berkembang biak, keputihan akan berubah warna menjadi kuning dan menimbulkan kemerahan serta bengkak pada area sekitar vagina. Selain itu, gonorrhea juga menimbulkan rasa panas seperti terbakar dan gatal di sekitar vagina serta mulai mengganggu sistem perkemihan.
4. Chlamydia trachomatis
Keputihan karena bakteri Chlamydia hampir mirip dengan gonorrhea yaitu tidak bergejala pada awalnya. Namun, pada tahap selanjutnya bakteri Chlamydia akan menyebabkan keputihan yang berwarna kuning dan berbau tidak enak.
5. Candida sp.
Candida sp. adalah jenis jamur yang paling sering menimbulkan keputihan. Keputihan yang muncul memiliki ciri-ciri lendir berwarna putih, kental, dan kadang tampak seperti keju. Keputihan karena jamur biasanya tidak berbau, sehingga sulit dibedakan dengan keputihan fisiologis.
Namun demikian, keputihan karena infeksi jamur sering menyebabkan gatal pada daerah kewanitaan, rasa terbakar dan juga nyeri saat berkemih atau saat berhubungan seksual. Jamur dapat berkembang pada area sekitar vagina karena tingkat kelembaban yang terlalu tinggi pada area tersebut dan karena rendahnya flora normal yang ada. Hal ini dapat terjadi semisal pada penggunaan antibiotik yang membunuh flora normal.
Keputihan yang disebabkan karena Trichomoniasis, Gonorrhea, dan Chlamydia dapat menjadi penyakit menular seksual yang harus diwaspadai dan perlu penanganan segera.
Penutup
Demikian penjelasan mengenai jenis-jenis keputihan yang dimana pada saat ini masih banyak perempuan yang mengeluhkan mengenai keputihan. Semoga dari artikel ini, kaum perempuan lebih paham lagi mengenai keputihan sehingga kedepannya dapat menjaga kebersihan sehingga terhindar dari keputihan.
Perlu diketahui juga bahwa keputihan merupakan salah satu penyebab terjadinya berbagai penyakit pada organ reproduksi wanita, oleh karena sangat diharapkan wanita untuk selalu menjaga kebersihan organ reproduksinya.