Film Tilik Dikritik Nol Edukasi, Netizen Berdebat

Film pendek Tilik tengah jadi perbincangan masyarakat Indonesia. Sebagian memuji, ada pula yang mengkritik, salah satunya adalah Rory Asyari.

Film Tilik Dikritik

Dalam unggahan Twitternya, Rory yang merupakan penyiar Metro TV tersebut mengaku ikut menonton film Tilik sampai selesai. Namun rupanya ia memiliki pandangan berbeda terkait film pendek yang diproduksi Ravacana Films tersebut. Rory menyebut Tilik tak memiliki nilai edukatif.

“MATERI EDUKATIF FILM INI NOL. NIHIL. SEMUA SOAL PREJUDICE. FITNAH. STIGMATISASI PEREMPUAN DAN KEMENANGAN HOAX MAKER,” tulisnya di Instagram pribadinya.

Alasan Rory menyebut Tilik nol edukasi adalah ending film yang menurutnya memberi pesan bahwa penyebar hoax dan fitnah justru menang sementara pihak yang berjuang untuk selalu mengecek kebenaran setiap informasi ‘dikalahkan’.

“DI FILM INI, YANG BERISI DAN BIJAK KALAH SUARA. YANG MUSTINYA KITA TIRU JADI DIKESANKAN DUNGU,” imbuh Rory.

Film Wajib Mendidik atau Tidak Sih?

Kritikan Rory pun mendapat berbagai tanggapan dari warganet salah satunya penyiar berita Kompas TV, Sofie Syarief. Sofie berpendapat bahwa film adalah bentuk ekspresi. Maka dari itu, tak ada kewajiban bagi sebuah film untuk memiliki nilai edukasi.

“Tetapi inilah poin pentingnya, akankah kamu tetap melakukan hal yang benar setelah kenyataan malah ternyata mengecewakan dirimu? (Film) ini bukan mengajari kita sesuatu, ini mempertanyakan keyakinan kita. Dan saya tidak sependapat bahwa film harus dipaksakan memiliki nilai edukasi. Film adalah bentuk ekspresi dan itu sudah cukup,” balas Sofie dalam cuitan Rory.

Rory pun bependapat bahwa sebuah film memang harus memiliki pesan. Terlebih Indonesia rentan terhadap penyebaran hoax.

Saya mendapat banyak komentar yang serupa dengan (pendapat) ini. Sebuah karya seni seharusnya memiliki pesan, sebuah misi. Di saat seperti ini (terlebih setelah pemilihan umum 2017 yang dirusak dengan hoax), hati nurani seharusnya memberi tahu bahwa kita perlu berkontribusi. Film ini tidak memiliki kontribusi apapun,” balas Rory.

Menurut Anda, apakah sebuah film harus memiliki nilai edukasi tertentu seperti pendapat Rory Asyari? Atau Anda lebih setuju pendapat Sofie Syarief bahwa karya seni adalah bentuk ekspresi yang bebas? Tulis pendapat Anda mengenai film Tilik di kolom komentar ya!

Film Tilik jadi perbincangan hangat di antara netizen. Kali ini, Tilik dikritik nol edukasi. Alhasil, kritik ini mendapat berbagai tanggapan dari netizen

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini