Penyakit tuberculosis (TBC) tentu bukanlah penyakit yang asing lagi di telinga masyarakat. Penyakit yang menyebabkan penderitanya batuk berkepanjangan ini merupakan salah satu penyakit menular berbahaya, tetapi sering dianggap remeh oleh masyarakat.
TBC adalah suatu penyakit infeksi yang umumnya menyerang paru-paru. Meskipun begitu, TBC juga dapat menyerang bagian tubuh yang lain, seperti otak dan tulang belakang.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), pada tahun 2015, sebanyak 10,4 juta penduduk dunia terserang TBC dan 1,8 juta penduduk dunia meninggal karena penyakit ini. Pada tahun yang sama pula, sebanyak 1 juta anak kecil di seluruh dunia mengidap TBC dan 170.000 diantaranya meninggal.
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini menyebar dari satu orang ke orang lain melalui udara. Ketika seorang penderita TBC batuk, bersin atau meludah, mereka menyebarkan bakteri TBC melalui udara.
Beberapa dokter membuat perbedaan antara dua jenis infeksi TBC, yaitu infeksi yang belum terlihat (latent) dan infeksi yang aktif (active). Pada infeksi yang tak terlihat (latent), bakteri tinggal pada tubuh dalam keadaan tidak aktif. Bakteri ini tidak menimbulkan gejala TBC dan tidak menularkan TBC ke orang lain. Akan tetapi, bakteri ini dapat aktif kapanpun mereka mau.
Sementara itu, pada infeksi yang aktif (active), bakteri menimbulkan gejala TBC dan bakteri ini menyebabkan penderita dapat menularkan TBC ke orang lain.
Para ahli berasumsi hampir sebanyak 1/3 populasi dunia menderita latent TBC. Ada kemungkinan hingga 10% bahwa bakteri pada tubuh tersebut akan aktif. Namun, risikonya akan menjadi lebih tinggi pada seseorang dengan sistem imun rendah, seperti penderita HIV, malnutrisi, atau orang yang merokok.
[toc]
Penyebab TBC
Bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri yang menjadi penyebab TBC. TBC adalah penyakit menular, tapi penularan penyakit ini tidak semudah penularan sakit flu dan batuk.
Namun, apabila Anda tinggal bersama seseorang dengan penyakit TBC, maka kemungkinan Anda terserang penyakit yang sama akan lebih tinggi.
Gejala TBC
Penyakit TBC pada umumnya bekerja secara lamban dan butuh waktu berminggu-minggu hingga Anda merasa tidak sehat. Gejala TBC tidak akan langsung muncul selama sebulan atau bahkan setahun setelah Anda terjangkit bakterinya. Dalam kasus ini, Anda masih dapat dikatakan penderita latent TBC.
Meskipun begitu, Anda perlu memperhatikan gejala-gejala berikut untuk berjaga-jaga dan bisa secepatnya diobati oleh dokter.
1. Batuk berdarah
Batuk berdarah, atau dalam bahasa medisnya disebut juga haemoptysis, adalah suatu gejala yang menunjukkan terjadinya kerusakan pada saluran pernapasan atau paru-paru. Batuk berdarah ini terjadi akibat infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri TBC.
2. Demam
Demam atau kenaikan suhu tubuh pada seseorang bukanlah suatu penyakit. Namun, demam biasanya merupakan suatu gejala dari suatu penyakit, dan paling sering adalah penyakit yang disebabkan infeksi.
Demam tidak berbahaya, akan tetapi hipertermia (suhu tubuh yang sangat tinggi, mencapai lebih dari 40 oC) bisa menyebabkan heat stroke, atau keadaan dimana seseorang kesusahan bernapas, muntah dan mual, lemas, kesakitan, hingga berhalusinasi.
3. Nyeri di dada
Nyeri di dada merupakan salah satu gejala yang yang tidak hanya muncul pada penderita serangan jantung, tapi juga pada penderita TBC. Nyeri di dada bisa dirasakan mulai dari leher hingga abdomen atas. Nyeri ini bisa berupa rasa terbakar, diremas-remas, atau bahkan rasanya seperti ditusuk.
4. Panas dingin
Keadaan ini terjadi dimana seseorang gemetar atau menggigil akibat perubahan suhu tubuh yang terjadi secara cepat. Seseorang yang menderita TBC biasanya akan mengalami panas dingin bersamaan dengan demam tinggi.
Kalaupun memang bukan TBC, kondisi ini biasanya menyerang akibat infeksi oleh bakteri pada tubuh. Segera periksakan diri Anda ke dokter jika hal ini terjadi.
5. Berat badan menurun
Bagi seseorang dengan berat badan berlebih, penurunan berat badan merupakan suatu hal yang benar-benar diusahakan. Normalnya, seseorang dapat menurunkan 1 hingga 1,5 kg dalam waktu satu minggu. Namun, jika Anda mengalami penurunan berat badan yang sangat signifikan, ada baiknya Anda segera melakukan cek kesehatan.
6. Berkeringat di malam hari
Berkeringat pada malam hari adalah salah satu yang paling sering diadukan oleh pasien rawat jalan. Pada penderita TBC, berkeringat pada malam hari adalah gejala yang paling dominan.
TBC merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Infeksi bakteri inilah yang kemudian menyebabkan endocardicitis (peradangan pada katup jantung), osteomyelitis (peradangan pada tulang), atau jaringan tubuh yang bernanah sehingga membuat Anda berkeringat sepanjang malam.
7. Batuk yang berkepanjangan
Batuk yang terjadi akibat virus biasanya tidak berlangsung lama dan sembuh dalam waktu kurang lebih 18 hari. Namun, apabila batuk Anda tidak kunjung membaik dalam 3 minggu atau lebih, periksakan diri Anda ke dokter karena hal ini kemungkinan salah satu gejala bahwa Anda terjangkit TBC.
8. Tidak nafsu makan
Kehilangan nafsu makan yang diiringi mual adalah gejala TBC yang paling umum terjadi. Muntah juga menjadi gejala yang sering terjadi, yang kemudian menjadi penyebab utama menurunnya berat badan secara signifikan.
9. Cepat lelah (fatigue)
Ada berbagai hal yang menyebabkan seseorang menjadi cepat lelah (fatigue). Ada yang disebabkan oleh kurangnya asupan darah ke seluruh tubuh hingga yang disebabkan oleh penyakit yang menyerang metabolisme seseorang tersebut.
Jika Anda merasakan gejala ini bersama dengan gejala TBC yang lain, ada baiknya bagi Anda untuk segera melakukan pemeriksaan kesehatan agar penyakit Anda lekas ditangani.
Orang-orang yang rentan terkena TBC
Tidak semua penderita TBC akan menularkan penyakit mereka. Anak-anak atau orang dewasa penderita TBC tidak akan menularkan TBC jika bagian yang terinfeksi bukan paru-paru.
Seseorang memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang penyakit TBC apabila:
- Tinggal di daerah dengan penderita TBC yang tinggi.
- Sering dan berhubungan secara jangka panjang dengan penderita TBC
- Tinggal di lingkungan padat penduduk
- Memiliki sistem imun rendah, misalnya penderita HIV
- Sedang melakukan pengobatan yang dapat melemahkan sistem imun, misalnya seperti kemoterapi
- Seseorang yang sangat muda atau sangat tua. Sistem imun seseorang yang masih muda atau terlalu tua lebih rendah daripada sistem imun orang dewasa yang sehat
- Memiliki kesehatan yang buruk atau melakukan diet yang buruk akibat gaya hidup atau masalah lain, seperti penyalahgunaan obat-obatan, kecanduan narkoba, atau tidak memiliki rumah (tunawisma).
Komplikasi yang bisa muncul akibat TBC
Selama ini, masyarakat pada umumnya hanya mengetahui bahwa infeksi bakteri TBC hanya dapat terjadi pada paru-paru.
Persepsi yang salah ini menyebabkan banyaknya kasus kematian akibat TBC yang sering dianggap sepele oleh masyarakat. Berikut adalah beberapa komplikasi yang bisa muncul akibat TBC:
1. Kerusakan otak (Meningeal Tuberculosis)
TBC adalah penyakit yang menular melalui udara dan biasanya berimbas pada paru-paru. Bakteri yang menyebabkan penyakit ini dapat mengalir pada aliran darah apabila tidak ditangani secepatnya, sehingga dapat merusak organ tubuh yang lain.
Terkadang, bakteri ini akan berpindah ke sekeliling otak dan cincin tulang belakang (meninges). Inilah yang disebut dengan meningeal tuberculosis.
Dikutip dari situs Healthline, komplikasi yang terjadi pada TBC otak ini cukup signifikan dan juga beberapa dapat mengancam kesehatan, diantaranya yaitu hilangnya kemampuan mendengar, meningkatkan tekanan pada otak (intracranial pressure), kerusakan otak, stroke, dan bahkan kematian.
Tekanan yang semakin tinggi pada otak dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Segera hubungi dokter apabila Anda merasa kemampuan melihat Anda menurun dan juga pusing di waktu yang bersamaan. Hal ini mengindikasikan adalahnya tekanan pada otak.
2. Gangguan mata (Tuberculosis Uveitis)
Berdasarkan American Academy of Phthalmology, tuberculosis uveitis adalah keadaan dimana bakteri TBC menyerang mata. Hal ini merupakan kasus yang jarang terjadi. Di Amerika sendiri, kasus ini hanya terjadi pada 1-2% pasien TBC.
Bakteri TBC menyerang mata baik dengan infeksi langsung ataupun juga secara tidak langsung. Konjungtiva, kornea, dan sklera adalah bagian utama mata yang mudah diserang. Bakteri ini menyebar melalui aliran darah menuju struktur yang terhubung dengan mata, dan mekanisme ini merupakan salah satu infeksi secara tidak langsung oleh TBC.
Gejala pada TBC mata ini adalah pandangan yang mengabur dan mata yang tiba-tiba sensitif terhadap cahaya. Selain itu, gejala lainnya adalah sakit kepala dan mata merah.
3. Kerusakan tulang dan sendi
Tak hanya menyerang otak dan mata, TBC juga dapat menyerang tulang dan sendi. Kasus TBC yang menyerang tulang dan sendi ini ditemukan hingga 35% sepanjang tahun 2005.
TBC dapat menyerang bagian tulang manapun, akan tetapi lebih sering menyerang tulang belakang dan bagian sendi yang menopang berat badan. Berdasarkan Merck Manuals Online Medical Library, pergelangan tangan dan siku adalah yang paling sering terserang penyakit ini, terlebih apabila bagian tubuh tersebut pernah cedera.
TBC tulang belakang menyebabkan rasa sakit yang signifikan seiring virus yang mendegradasi piringan pada tulang belakang. TBC juga menyebabkan ngilu pada persendian.
TBC pada tulang dan persendian ini juga menyebabkan komplikasi lain diantaranya timbulnya penyakit saraf, rusaknya bentuk tulang belakang, suara yang parau hingga gangguan menelan.
4. Kerusakan hati (Hepatic Tuberculosis)
TBC juga dapat menyerang hati melalui mekanisme yang sama, yaitu diangkut oleh aliran darah. Meskipun begitu, kasus ini jarang terjadi dikarenakan masih kurangnya informasi mengenai gejala dan tanda-tanda umum penderita, sehingga kebanyakan penderita mengalami salah diagnosa.
Gejala penyakit ini sama seperti gejala pada penyakit TBC lain, yaitu demam, kehilangan nafsu makan, mudah lelah, sakit di area hati atau bagian lebih ke atas, dan biasanya pada sore hari merasa panas dingin (chills), serta berkeringat pada malam hari.
TBC pada hati (hepatic tuberculosis) dapat menyebabkan komplikasi lain, diantaranya jaundice (atau menguningnya kulit dan lapisan mukosa) dan sakit di area perut.
5. Kerusakan ginjal (Renal Tuberculosis)
Renal tuberculosis adalah TBC yang menyerang ginjal. TBC jenis ini merupakan salah satu jenis TBC yang disebabkan menyebarnya bakteri TBC pada paru-paru ke ginjal.
TBC ginjal ini dapat menyerang salah satu atau bahkan kedua ginjal pada tubuh. Infeksi pada ginjal ini dimulai dari cortex yang menjadi bagian terluar ginjal dan terus menginfeksi hingga bagian dalam ginjal yang disebut medula.
Meskipun begitu, penderita TBC ginjal mungkin tidak akan merasakan gejala dan tanda-tanda seperti TBC jenis lain. Gejala pada TBC jenis ini hanya bisa diketahui dengan melakukan pemeriksaan kesehatan. Berdasarkan situs Medindia, gejala-gejala tersebut adalah:
- Adanya kandungan protein atau nanah pada urin selama masa pemeriksaan
- Adanya bakteri pada urin
- Terdapat darah pada urin
- Kegagalan fungsi merespon antibiotik
- Menurunnya fungsi ginjal
- Frekuensi buang air kecil yang meningkat dan adanya rasa perih bercampur panas ketika buang air kecil
TBC pada ginjal dapat menyebabkan komplikasi lain seperti penumpukan kalsium pada ginjal (mengindikasikan bahwa fungsi ginjal menurun), hipertensi, pembentukan jaringan yang bernanah dan menyebar pada ginjal, sampai tahap yang paling parah, yaitu terjadinya gagal ginjal.
6. Kerusakan jantung (Cardiac Tuberculosis)
TBC pada jantung merupakan suatu kasus yang terjadi pada sekitar 1-2% pasien. Pada umumnya, bakteri ini menyerang pericardium, tapi juga tidak menutup kemungkinan dapat menyerang myocardium atau bahkan katup jantung.
TBC jantung ini merupakan suatu kasus yang jarang, tapi menjadi kasus berkembang pada daerah dengan jumlah pasien AIDS yang tinggi. TBC jantung menyebabkan peradangan di sekitar jantung yang kemudian akan menyebabkan bagian dada yang sakit dan sesak. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, maka TBC jantung akan semakin parah dan dapat menyebabkan kematian.
7. Resistensi kuman
Resistensi kuman adalah keadaan dimana kuman dan bakteri dalam tubuh telah kebal terhadap antibiotik. Hal ini dapat terjadi apabila seorang pasien melewatkan waktu minum obat dari jadwal seharusnya. Apabila hal ini terjadi, maka pasien harus mengganti obat dengan dosis yang lebih tinggi.
Pencegahan TBC
Pencegahan TBC dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang paling mudah untuk mencegah TBC adalah dengan menghentikan penularan TBC dari satu orang ke orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi penderita TBC, kemudian merawat dan memberikan pengobatan.
Untuk pencegahan TBC bagi orang sehat, dapat dilakukan dengan menyuntikkan vaksin TBC untuk mengurangi risiko seseorang terkena penyakit TBC. Berikut adalah cara-cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah TBC.
1. Vaksin BCG
Vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) pertama kali dikembangkan pada tahun 1920-an. Vaksin jenis ini merupakan vaksin TBC yang paling banyak digunakan dan hampir 80% bayi baru lahir di seluruh dunia di imunisasi dengan vaksin jenis ini.
Vaksin BCG diketahui efektif untuk mencegah TBC sampai seseorang berusia 35 tahun, dan akan semakin bertahan lama apabila seseorang tersebut tinggal di lingkungan dengan jumlah penderita TBC yang sedikit.
2. Diagnosis dini
Diagnosis dan pengobatan secara dini merupakan cara paling efektif untuk mencegah penyebaran TBC.
Seseorang dengan penyakit TBC dapat menularkan bakteri kepada 10-15 orang setiap tahunnya. Tapi apabila orang tersebut telah memulai pengobatan, sebagian besar pasien tidak akan terinfeksi lagi hanya dengan pengobatan selama 2 minggu.
3. Menjaga lingkungan tempat tinggal
TBC adalah penyakit yang penyebarannya terjadi melalui udara. Bakteri TBC menyebar melalui udara saat penderita TBC bersin atau batuk. Risiko infeksi ini dapat dikurangi dengan menggunakan beberapa cara:
- Sistem keluar masuk udara (ventilasi) yang bagus. Bakteri TBC dapat tinggal lebih lama dalam rumah Anda apabila sistem ventilasi Anda tidak bagus.
- Pencahayaan yang cukup. Sinar UV dari matahari dapat membunuh bakteri TBC. Oleh sebab itu, pastikan rumah Anda memiliki pencahayaan yang cukup.
4. Perbaiki sistem imun Anda
Sistem imun yang baik dapat membantu Anda terhindar dari segala macam penyakit akibat bakteri dan virus. Sebanyak 60% orang dewasa dengan sistem imun yang bagus mampu terhindar dari bakteri TBC ini.