Pesawat N250 Gatotkaca, Kebanggaan Bangsa Yang Kini Jadi Besi Tua

Pesawat pertama buatan Indonesia, N250 Gatotkaca yang dirancang oleh BJ Habibie akhirnya dimuseumkan.

Pesawat yang menjadi kebanggaan bangsa pada saat itu, kini berakhir menjadi besi tua. Pihak PT Dirgantara Indonesia (DI) menyerahkan pesawat N250 tersebut kepada TNI Angkatan Udara.

Pesawat N250 Gatotkaca selanjutnya akan disimpan di Museum Pusat Dirgantara Mandala, Lanud Adisutjipto di Yogyakarta. Keputusan untuk memuseumkan pesawat N250 telah tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Staf TNI AU dengan Nomor 284/VIII/2020 yang dikeluarkan pada tanggal 14 Agustus lalu. 

Akun Facebook resmi milik TNI AU mengabarkan hal ini dalam unggahan di halamannya. 

https://www.facebook.com/TNIAUOfficial/posts/4844387175587197

Pesawat N250 Gatotkaca tersebut diangkut melalui jalur darat dari Depohar 10 Lanud Husein Sastranegara Bandung menuju ke Museum Pusat Dirgantara Mandala, Yogyakarta. Sebelum dikirimkan ke Yogyakarta, pihak PT DI telah melakukan pembongkaran agar memudahkan selama di perjalanan dan juga meminimalisir kerusakan.

Semua panel di bagian utama pesawat dibongkar, mulai dari mesin, propeller, body, sayap, dan vertical stabilizer-nya. Tentunya dalam proses pembongkaran tetap mengutamakan masalah keamanan baik dari sisi personal maupun pada alat-alat yang digunakan. Nantinya bagian-bagian yang dibongkar itu akan dirakit kembali di Museum.

Pesawat tersebut mampu menggemparkan dunia penerbangan internasional pada zamannya, karena menggunakan teknologi yang belum ada di pesawat lain pada umumnya. Awalnya pesawat N250 Gatotkaca akan digunakan sebagai pesawat komersial yang bisa menghubungkan antar pulau di Indonesia. 

Pesawat N250 Gatot Kaca
Pesawat N250 Gatot Kaca

Pesawat tersebut terbang perdana pada tanggal 10 Agustus 1995 dan mengudara selama kurang lebih 55 menit. N250 mampu menampung penumpang sebanyak 50 orang dengan kecepatan maksimal hingga 610 Km per jam dan kecepatan ekonomisnya 555 Km per jam.

Sayangnya krisis moneter yang menimpa Indonesia di tahun 1998 dan intervensi dari IMF saat itu membuat pengembangan pesawat itu terhenti. Sementara untuk menghidupkan kembali proyek pesawat N250 membutuhkan biaya yang tidak sedikit, yakni sekitar Rp14,6 triliun. 

Pada akhirnya pesawat itu terparkir selama puluhan tahun di Bandara Husein Sastranegara, Bandung sebelum akhirnya dipindahkan ke Yogyakarta untuk dimuseumkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini